BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mawar merupakan tanaman
bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga
ros atau ratu bunga merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam
peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa
Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin
(sub-tropis) dan panas (tropis).
Di Indonesia berkembang aneka jenis
mawar hibrida yang berasal dari Holand (Belanda). Mawar yang banyak peminatnya
adalah tipe Hybrid Tea dan Medium, memiliki variasi warna bunga cukup banyak,
mulai putih sampai merah padam dan tingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum
bunga/m2 /tahun.
Varietas-varietas mawar hibrida
(Hybrid Tea) yang telah ditanam di Indonesia oleh PT. Perkebunan Mangkurajo
adalah: Coctail, Diplomat, Idole, Jacaranda, Laminuette, Osiana, Pareo,
Samorai, Sonate de Meilland, Sonia, Sweet Sonia, Tineke, Vivaldi, White Success
dan Yonina. Sedangkan mawar tipe medium antara lain adalah Golden Times,
Jaguar, Sissel, Laser, dan Kiss. Kelebihan varietas mawar hibrida adalah tahan
lama dan warna-warninya menarik. Mawar tipe Hybrid Tea bertangkai bunga 80-120
cm, tipe Medium 40-60 cm.
Beberapa varietas mawar introduksi
yang dianjurkan didataran rendah: Cemelot, Frad Winds, Mr. Lincoln, dan Golden
Lustee sebagai mawar bunga potong. Sedangkan varietas Folk Song, Khatherina
Zeimet, Woborn Abbey dan Cimacan Salem untuk tanaman taman.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah
ini adalah untuk mengetahui teknik budidaya bunga mawar, cara pemanenan, dan
perlakuan pasca panen pada bunga mawar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistematika Taksonomi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
SubDivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa damascena Mill., R. multiflora Thunb., R. hybrida Hort., dll.
Divisi : Spermatophyta
SubDivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Species : Rosa damascena Mill., R. multiflora Thunb., R. hybrida Hort., dll.
B.
Manfaat
1.
Tanaman hias di taman/halaman
terbuka (out doors).
2.
Tanaman hias dalam pot pengindah dan
penyemarak ruang tamu ataupun koridor.
3.
Dijadikan bunga tabur pada upacara
kenegaraan atau tradisi ritual.
4.
Diekstraksi minyaknya sebagai bahan
parfum atau obat-obatan (pada skala penelitian di Puslitbangtri).
C. Sentral Penanaman
Daerah pusat tanaman mawar
terkonsentrasi di kawasan Alaska atau Siberia, India, Afrika Utara dan
Indonesia. Sentra penanaman bunga potong, tabur dan tanaman pot di Indonesia
dihasilkan dari daerah Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur dan
Jakarta.
D. Syarat Pertumbuhan
1.
Iklim
a.
Angin tidak mempengaruhi dalam
pertumbuhan bunga mawar.
b.
Curah hujan bagi pertumbuhan bunga
mawar yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam
per hari. Di daerah cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat
berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar
matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman.
c.
Tanaman mawar mempunyai daya
adaptasi sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah
beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis. Suhu udara sejuk
18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %.
2.
Media Tanam
Penanaman dilakukan secara langsung pada tanah secara permanen di kebun
atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat
20-30 %), subur, gembur, banyak bahan organik, aerasi dan drainase baik.
3.
Pada tanah latosol, andosol yang
memiliki sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik. Derajat keasaman
tanah yang ideal adalah PH=5,5-7,0. Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran
kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar.
Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsurunsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar.
Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsurunsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar.
4.
Ketinggian Tempat
Mawar tumbuh baik pada ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum 16-18
derajat. Di daerah tropis seperti
Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh dan produktif berbunga di dataran rendah
sampai tinggi (pegunungan) rata-rata 1500 m dpl.
E. Pedoman Budidaya
1.
Pembibitan
Persyaratan Bibit
Persyaratan Bibit
Supaya biji tumbuh dengan baik, pilih biji yang sehat dengan memasukan ke
dalam air (yang baik akan tenggelam, yang mengapung dibuang).
1.1.Penyiapan
benih.Tahap-tahap penyiapan benih tanaman dari biji:
a)
Pemilihan buah
·
Pilih buah mawar dari tanaman induk
yang sudah produktif berbunga dan jenis unggul sesuai keinginan.
·
Petik buah mawar terpilih yang sudah
matang (masak) di pohon.
b)
Perlakuan After Ripening
·
Siapkan media semai berupa tanah
berhumus dan berpasir (1:1).
·
Masukkan (isikan) media tadi ke dalam bak
persemaian atau wadah yang praktis dan layak digunakan untuk tempat semai.
·
Siram media semai dengan air bersih
hingga cukup basah (lembab).
·
Tanamkan buah mawar satu persatu
kedalam media semai hingga cukup terkubur sedalam 0,5-1,0 cm.
·
Biarkan buah mawar hingga kulit
luarnya membusuk pada kondisi media yang lembab, beraerasi baik, dan suhu
udaranya sekitar 5 derajat C. Waktu yang diperlukan pada perlakuan After
Ripening berkisar antara 50-270 hari (tergantung jenis mawar).
1.2.Teknik
Penyemaian Benih
a) Ambil (angkat) biji-biji mawar dari buah yang telah membusuk dalam media
semai.
b) Pilih biji-biji mawar yang baik, yaitu bernas yang tenggelam bila
dimasukkan ke dalam air
c) Cuci biji mawar dengan air bersih.
d) Tiriskan biji-biji mawar terpilih ditempat teduh untuk segera disemaikan
pada bak persemaian.
e) Semaikan biji mawar secara merata menurut barisan pada jarak antar-baris
5- 10 cm. Biji akan berkecambah pada umur empat minggu setelah semai.
1.3..Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
a) Siram media persemaian mawar secara kontinu 1-2 kali sehari.
b) Sapih (perjarang) bibit mawar yang sudah cukup besar ke dalam polybag kecil yang sudah diisi media campuran tanah, pasir dan pupuk organik (1:1:1).
b) Sapih (perjarang) bibit mawar yang sudah cukup besar ke dalam polybag kecil yang sudah diisi media campuran tanah, pasir dan pupuk organik (1:1:1).
1.4. Pemindahan Bibit
Pindahkan tanam bibit mawar yang sudah berumur 22 bulan ke kebun/tempat
penanaman yang tetap (permanen).
2.
Pengolahan Media Tanam
Tempat penanaman mawar dapat dilakukan di lahan kebun, taman dan dalam pot.
Tata cara penyiapan lahan untuk kebun mawar agak berbeda dengan dalam
pot/polybag.
2.1. Persiapan
2.1. Persiapan
a)
Penyiapan lahan kebun/taman
- Lahan untuk kebun/taman mawar dipilih tanah gembur, subur dan mendapat
sinar matahari langsung (terbuka).
- Bersihkan lokasi kebun dari rumput-rumput liar/batu kerikil.
b) Penyiapan media dalam pot
- Siapakan media tanam berupa tanah subur, pupuk organik (pupuk kandang,
kompos, Super TW Plus) dan pasir. Komposisi media campuran tanah, pupuk
kandang, kompos dan pasir, 1:1:1. Campuran tanah dengan Super TW Plus perbandingan
6:1.
- Sediakan pot yang ukurannya disesuaikan dengan besar kecilnya tanaman
mawar. Pot yang paling baik adalah pot yang terbuat dari bahan tanah dan tidak
dicat.
- Siapkan bahan-bahan penunjang lainnya seperti pecahan bata merah atau
genteng atau arang. Bahan tersebut dapat berfungsi sebagai pengisap kelebihan
air (drainase) dan memudahkan sewaktu pemindahan tanaman ke pot atau tempat
tanam yang baru.
c) Pengisian media tanam ke dalam pot
- Dasar pot dilubangi untuk kelebihan air.
- Basahi pot dengan air hingga cukup basah.
- Isikan pecahan bata merah/genting/arang pada dasar pot setebal ±1 cm
sampai sepertiga bagian pot, lubang pembuangan air di dasar pot jangan
tersumbat.
- Isikan serasah (humus) secara merata setebal ± 1cm di atas lapisan bata merah/genting.
- Isikan serasah (humus) secara merata setebal ± 1cm di atas lapisan bata merah/genting.
- Isikan media tanam campuran tanah, pasir dan pupuk kandang/ kompos
(1:1:1) atau campuran tanah dengan pupuk organik Super TW Plus (6:1) ditambah
sedikit abu dapur. Pengisian media sampai 90 % penuh atau 0,5- 1,0 cm di bawah batas
permukaan pot sebelah atas. Pot siap ditanami bibit (tanaman) mawar.
2.2.
Pembukaan Lahan
a) Tanah dicangkul/dibajak sedalam ± 30 cm hingga gembur.
b) Biarkan tanah dikeringanginkan selama 15â“30 hari
agar matang dan bebas dari gas-gas beracun.
2.3. Pembentukan
Bedengan
Buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, jarak
antar bedengan 30-40 cm, dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Bila akan
dirancang taman mawar yang asimetris, maka penyiapan lahannya dibuat
bentukbentuk yang diinginkan, misalnya lingkaran (bulat) atau guludan-guludan
yang serasi dengan lingkungan sekitarnya.
2.4.
Pemupukan
Pupuk organik (pupuk kandang/kompos) 20-30 ton/hektar atau Super TW Plus 4-5 ton/hektar diberikan secara disebar dan dicampur merata bersama tanah sambil merapikan lahan (bedengan). Pemberian pupuk organik dengan dimasukkan (diisikan) ke dalam lubang tanam rata-rata 1-2 kg/tanaman.
Pupuk organik (pupuk kandang/kompos) 20-30 ton/hektar atau Super TW Plus 4-5 ton/hektar diberikan secara disebar dan dicampur merata bersama tanah sambil merapikan lahan (bedengan). Pemberian pupuk organik dengan dimasukkan (diisikan) ke dalam lubang tanam rata-rata 1-2 kg/tanaman.
3.
Teknik Penanaman
3.1. Penentuan Pola Tanam
Buat lubang tanam pada jarak 60×60 cm atau 70×70 cm,
tergantung jenis mawar dan kesuburan tanahnya.
3.2.
Pembuatan Lubang Tanam
Untuk membuat lubang diperlukan sekop melengkung supaya diperoleh lubang
berbentuk silindris. Ukuran lubang 45×45×45 cm. Kedalaman yang baik yaitu
bila tanaman diletakkan dalam lubang, kedudukan bagian percabangan utama (bud
union) letaknya sejajar dengan permukaan tanah. Akar mawar tidak dapat menembus
tanah terlalu dalam, maka tidak perlu mencangkul tanah terlalu dalam, cukup 45â“55 cm. Pada saat membuat lubang, tanah di permukaan
(top soil), sub-soil dikumpulkan terpisah, karena akan digunakan untuk menutup
lubang kembali. Bila daerah itu tertutup rumput, harus diambil dalam bentuk
lempengan-lempengan dan diletakkan di tempat teduh, untuk digunakan sebagai
pupuk, dengan memasukkannya ke dalam lubang. Lempengan rumput diletakkan
terbalik. Top soil dicampur dengan bahan organik (seperti kompos, pupuk hijau,
pupuk kandang dan sebagainya) perbandingan 4 bagian tanah dan 1 bagian bahan
organik. Lubang ditimbuni sub-soil dicampur dengan bahan organik (dalam jumlah
lebih banyak dari pada campuran untuk top soil) dan super fosfat (dapat juga
dipakai tepung tulang) 20%. Jumlah super fosfat 1,5-2 kg per 10 m2 tanah,
tepung tulang 1,5-3 kg per 10 m2. Lubang diisi top soil dan bahan organik
sampai membentuk gundukan.
3.3.
Cara Penanaman
Waktu tanam mawar adalah pada awal musim hujan (bila keadaan airnya memadai
dapat dilakukan sepanjang musim/tahun. Tanaman mawar yang ditanam berupa bibit
cabutan (tanpa tanah), dan bibit yang berasal dari polybag.
3.4.
Cara penanaman bibit mawar cabutan :
a) Bongkar bibit tanaman mawar dari kebun pembibitan secara cabutan.
b) Potong sebagian batang dan cabang-cabangnya, sisakan 20â“25 cm agar habitus tanaman menjadi perdu (pendek).
c) Potong sebagian akar-akarnya dengan gunting pangkas tajam dan steril.
d) Rendam bibit mawar dalam air atu larutan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)
seperti Dekamon 1â“2 cc/liter
selama 15â“30 menit.
e) Tanam bibit mawar di tengah-tengah lubang tanam dan akarnya diatur
menyebar ke semua arah. Timbun (urug) dengan tanah hingga batas pangkal leher
batang.
f) Padatkan tanah di sekeliling batang tanaman mawar pelan-pelan agar akarakarnya dapat kontak langsung dengan air tanah.
f) Padatkan tanah di sekeliling batang tanaman mawar pelan-pelan agar akarakarnya dapat kontak langsung dengan air tanah.
g) Siram tanah di sekeliling perakaran tanaman hingga basah.
h) Pasang naungan sementara dari anyaman bambu/bahan lain untuk melindugi
tanaman mawar dari teriknya sinar matahari sore hari.
Penanaman bibit mawar dari polybag berbeda dengan penanaman bibit mawar
cabutan. Bibit mawar dari polybag dipindahtanamkan secara lengkap bersama tanah
dan akar-akarnya. Tata cara penanaman bibit mawar dari polybag adalah sebagai
berikut:
a) Siram media dalam polybag yang berisi bibit mawar hingga cukup basah.
b) Angkat polybag kemudian balikkan posisinya sambil ditekuk-tekuk bagian dasarnya agar bibit mawar bersama tanah dan akar-akarnya terlepas (keluar) dari polybag. Bila polybag berukuran besar, maka pengeluaran bibit mawar dapat dengan cara menyobek atau menyayat polybag tersebut.
a) Siram media dalam polybag yang berisi bibit mawar hingga cukup basah.
b) Angkat polybag kemudian balikkan posisinya sambil ditekuk-tekuk bagian dasarnya agar bibit mawar bersama tanah dan akar-akarnya terlepas (keluar) dari polybag. Bila polybag berukuran besar, maka pengeluaran bibit mawar dapat dengan cara menyobek atau menyayat polybag tersebut.
c) Tanamkan bibit mawar ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan jauh
hari sebelumnya. Letak bibit mawar tepat di tengah-tengah lubang tanam,
kemudian urug dengan tanah sampai penuh sambil dipadatkan pelan-pelan
d) Siram tanah di sekeliling perakaran tanaman mawar hingga cukup basah.
Bibit mawar akan langsung segar dan tumbuh tanpa melalui pelayuan atau
istirahat dulu.
4.
Pemeliharaan Tanaman
4.1. Penyiangan
Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan pemupukan agar dapat menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang tumbuh pada selokan/parit antar bedengan dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Penyiangan sebulan sekali (tergantung pertumbuhan gulma), dengan mencabut rumput-rumput liar (gulma) secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman atau membersihkan dengan alat bantu kored/cangkul.
Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan pemupukan agar dapat menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang tumbuh pada selokan/parit antar bedengan dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Penyiangan sebulan sekali (tergantung pertumbuhan gulma), dengan mencabut rumput-rumput liar (gulma) secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman atau membersihkan dengan alat bantu kored/cangkul.
4.2. Pemupukan
Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar adalah pupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5. Jenis dan dosis pupuk lain adalah campuran pupuk yang terdiri atas: 90â“135 kg N ditambah 400 kg P2O5 ditambah 120 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan 200â“ 300 kg Urea ditambah 840 kg TSP ditambah 250 kg KCL/ha/tahun. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Hortikultura (Balitro), tanaman mawar perlu dipupuk pupuk NPK 5 gram/pohon pada saat tanam atau 7â“15 hari setelah tanam. Pemupukan berikutnya secara kontinu tiap 3â“4 bulan sekali, tergantung keadaan pertumbuhan tanaman. Dosis dan jenis pupuk yang dianjurkan adalah campuran pupuk Nitrogen 600 kg N ditambah Fosfat 1000 kg P2O5 ditambah Kalium 400 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan urea ± 1350 kg ditambah TSP 2100 kg ditambah KCL 800 kg/ha/tahun. Tiap kali pemupukan diberikan 1/4 – 1/3 dosis pupuk 337,5â“450 kg Urea ditambah 525â“700 kg TSP ditambah 100â“133 kg KCl per hektar. Pemberian pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang berbunga, dan setelah kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam paritparit kecil dan dangkal diantara barisan tanaman atau di sekeliling tajuk tanaman, kemudian ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah.
Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tanaman mawar adalah pupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5. Jenis dan dosis pupuk lain adalah campuran pupuk yang terdiri atas: 90â“135 kg N ditambah 400 kg P2O5 ditambah 120 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan 200â“ 300 kg Urea ditambah 840 kg TSP ditambah 250 kg KCL/ha/tahun. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Hortikultura (Balitro), tanaman mawar perlu dipupuk pupuk NPK 5 gram/pohon pada saat tanam atau 7â“15 hari setelah tanam. Pemupukan berikutnya secara kontinu tiap 3â“4 bulan sekali, tergantung keadaan pertumbuhan tanaman. Dosis dan jenis pupuk yang dianjurkan adalah campuran pupuk Nitrogen 600 kg N ditambah Fosfat 1000 kg P2O5 ditambah Kalium 400 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan urea ± 1350 kg ditambah TSP 2100 kg ditambah KCL 800 kg/ha/tahun. Tiap kali pemupukan diberikan 1/4 – 1/3 dosis pupuk 337,5â“450 kg Urea ditambah 525â“700 kg TSP ditambah 100â“133 kg KCl per hektar. Pemberian pupuk sebaiknya pada saat sebelum berbunga, sedang berbunga, dan setelah kuntum bunga layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam paritparit kecil dan dangkal diantara barisan tanaman atau di sekeliling tajuk tanaman, kemudian ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah.
4.3. Pengairan
dan Penyiraman
Pengairan dan penyiraman dilakukan:
a)Pada fase awal pertumbuhan
(sekitar umur 1-2 bulan setelah tanam), dilakukan secara kontinu tiap hari 1-2
kali. Pengairan berikutnya berangsur-angsur dikurangi atau tergantung keadaan
cuaca dan jenis tanah (media).
b) Waktu pemberian air yang baik
pada pagi dan sore hari, saat suhu udara dan penguapan air dari tanah tidak
terlalu tinggi.
c) Cara pengairan adalah dengan
disiram secara merata menggunakan alat bantu emrat (gembor).
F.
Hama dan
Penyakit
1.
Hama
1. Kutu daun (Macrosiphum rosae Linn., Aphids)
1. Kutu daun (Macrosiphum rosae Linn., Aphids)
Kutu daun, kecil, panjang ±0,6 mm, berwarna hijau, kadang-kadang tidak
bersayap. Menyerang pucuk, sering menempel pada ranting dan kuncup bunga.
Gejala:: mengisap cairan (sel) tanaman, sehingga menyebabkan gejala abnormal, pada daun atau pucuk jadi keriting/mengkerut. Dapat berperan sebagai vektor virus dan sering meninggalkan cairan madu manis yang menempel pada permukaan daun, sehingga menjadi penyebab penyakit embun jelaga (Capnodium sp.).
Pengendalian: menjaga kebersihan (sanitasi) kebun dan disemprot insektisida Decis 2,5 EC atau Buldok 25 EC, Confidor 200 LC, Curacron 500 EC, Fastac 15 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
Gejala:: mengisap cairan (sel) tanaman, sehingga menyebabkan gejala abnormal, pada daun atau pucuk jadi keriting/mengkerut. Dapat berperan sebagai vektor virus dan sering meninggalkan cairan madu manis yang menempel pada permukaan daun, sehingga menjadi penyebab penyakit embun jelaga (Capnodium sp.).
Pengendalian: menjaga kebersihan (sanitasi) kebun dan disemprot insektisida Decis 2,5 EC atau Buldok 25 EC, Confidor 200 LC, Curacron 500 EC, Fastac 15 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
2.
Kumbang
Tiga jenis kumbang penyerang tanaman
mawar: kumbang Chafer (Macrodactylis subspinosus), Fuller (Autoserica castanca)
dan Curculio (Rhyncite bicolor). Kumbang Chafer warna coklat kekuning-kuningan
panjang tubuh sekitar 12 mm, kumbang Fuller warna coklat keabu-abuan, panjang
10 mm. Kumbang Curculio berwarna merah bergaris hitam ± 5 mm. Gejala memakan
daun, tangkai dan kuntum bunga, sehingga bolong-bolong/rusak pada bagian yang
diserang. Larva sering memakan perakaran tanaman. Pengendalian: mengumpulkan
dan memusnahkan hama tersebut dan cara kimia disemprot dengan insektisida
Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Ambush 2 EC, Elsan 60 EC, dan lain-lain pada
konsentrasi yang dianjurkan.
3.
Siput berbulu
Tubuh berwarna putih kehijau-hijauan,
panjang ± 12 mm, ditutupi bulu-bulu kasar.
Gejala pada stadium larva, menyerang tanaman dengan cara memakan daun sebelah bawah yang menyebabkan daun berlubang tinggal tulang daun. Pengendalian: merontokkan kepompong yang menempel pada tanaman, dan disemprot dengan insektisida Brestan 60 (Moluskasida) pada konsentrasi yang dianjurkan.
Gejala pada stadium larva, menyerang tanaman dengan cara memakan daun sebelah bawah yang menyebabkan daun berlubang tinggal tulang daun. Pengendalian: merontokkan kepompong yang menempel pada tanaman, dan disemprot dengan insektisida Brestan 60 (Moluskasida) pada konsentrasi yang dianjurkan.
4.
Tungau (Tetranychus telarius)\
Tungau mirip laba-laba, sangat kecil
± 0,3 mm, berwarna merah/hijau/kuning. Berkembangbiak dengan cepat bila cuaca
lembab dan panas, serta sirkulasi udara kurang baik. Gejala menyerang tanaman
dengan cara mengisap cairan sel tanaman, pada bagian daun/pucuk, sehingga
menyebabkan titik-titik merah berwarna kuning/abu-abu kecoklat-coklatan. Pengendalian:
disemprot insektisida-akarisida seperti Omite 570 EC atau Kelthane 200 EC atau
Mitac 200 EC Meothrin 50 EC, Nissuron 50 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang
dianjurkan.
5.
Thrips
Hama ini berukuran sangat kecil ± 1
mm, berwarna kuning-oranye/kuning kecoklat-coklatan. Gejala merusak/mengisap
cairan sel tanaman, terutama bunga, daun, dan cabang. Menyenangi mawar bunga
berwarna kuning/terang lainnya.
Pengendalian: pemangkasan bagian tanaman yang terserang berat dan disemprot dengan insektisida Mesurol 50 WP, Tokuthion 500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurka
Pengendalian: pemangkasan bagian tanaman yang terserang berat dan disemprot dengan insektisida Mesurol 50 WP, Tokuthion 500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurka
6.
Nematoda akar (Meloidgyne sp.)
Nematoda akar ukurannya sangat kecil
(hanya dapat dilihat dengan mikroskop).
Gejala:: menyerang akar tanaman mawar, dapat menembus ke bagian batang sehingga menyebabkan gejala pertumbuhan kerdil, kadang layu (kehilangan kekuatan tumbuh) dan terdapat bintil-bintil pada akar. Pengendalian: pergiliran tanaman, sterilisasi media tanam, dan menggunakan bahan kimiawi (nematisida) : Furadan 3 G, Rugby 10 G atau Indofuran pendidikan G pada saat tanam.
Gejala:: menyerang akar tanaman mawar, dapat menembus ke bagian batang sehingga menyebabkan gejala pertumbuhan kerdil, kadang layu (kehilangan kekuatan tumbuh) dan terdapat bintil-bintil pada akar. Pengendalian: pergiliran tanaman, sterilisasi media tanam, dan menggunakan bahan kimiawi (nematisida) : Furadan 3 G, Rugby 10 G atau Indofuran pendidikan G pada saat tanam.
7.
Hama-hama lain:
a) Ulat daun (Udea rubigalis),
menyerang daun dan kuncup bunga sehingga menjadi rusak/bolong-bolong. Pengendalian:
disemprot insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5 EC, Dekasulfan 350 EC, Nomolt
50 EC atau Confidor 70 WS pada konsentrasi yang dianjurkan.
b) Serangga malam (Night feeding
insect), menyerang daun dan bunga.
Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun.
Pengendalian: disemprot dengan insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun.
c) Serangga pengisap sel tanaman
(Leaf hoppers), menyerang daun hingga bintik-bintik putih membentuk lingkaran. Pengendalian:
disemprot dengan insektisida yang digunakan pada pengendalian ulat daun.
d) Lalat (Dasyncura rhodophaga),
ukuran tubuh kecil 1,2 mm, warna coklat kemerah-merahan/kekuning-kuningan.
Telur diletakkan pada tunas baru, setelah menjadi larva akan merusak/memakan
tunas. Larva menjatuhkan diri ke tanah, kemudian dalam waktu satu minggu
berubah menjadi lalat. Pengendalian: memusnahkan tanaman yang terserang berat
dengan dibakar, menjaga kebersihan kebun, dan penyemprotan insektisida Agrohion
50 EC, Meothrin 50 EC atau Ofunack 40 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
e) Kutu batang (Aulacaspis rosae)
dari famili Coccidae, berukuran kecil 3 mm,
Gejala: mengisap cairan sel tanaman, bagian daun dan batang. Bagian yang terserang akan layu, lambat laun mengering (mati). Pengendalian: memangkas bagian tanaman yang terserang untuk dimusnahkan/dibakar dan disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC, Mitac 200 EC, Monitor 200 LC atau Orthene 75 SP pada konsentrasi yang dianjurkan.
f) Kumbang kecil (Small carpenter bees), ukuran tubuh kecil panjang 8 mm, warna hitam-metalik, Gejala: melubangi sekaligus merusak batang bagian dalam. Tanaman yang diserang menjadi layu. Pengendalian: memangkas bagian tanaman yang diserang untuk dibakar atau disemprot dengan insektisida : Decis 2,5 EC, Atabron 50 EC, Buldok 25 EC atau Bassa 50 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
Gejala: mengisap cairan sel tanaman, bagian daun dan batang. Bagian yang terserang akan layu, lambat laun mengering (mati). Pengendalian: memangkas bagian tanaman yang terserang untuk dimusnahkan/dibakar dan disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC, Mitac 200 EC, Monitor 200 LC atau Orthene 75 SP pada konsentrasi yang dianjurkan.
f) Kumbang kecil (Small carpenter bees), ukuran tubuh kecil panjang 8 mm, warna hitam-metalik, Gejala: melubangi sekaligus merusak batang bagian dalam. Tanaman yang diserang menjadi layu. Pengendalian: memangkas bagian tanaman yang diserang untuk dibakar atau disemprot dengan insektisida : Decis 2,5 EC, Atabron 50 EC, Buldok 25 EC atau Bassa 50 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
2.
Penyakit
1. Bercak hitam
1. Bercak hitam
Penyebab: cendawan (jamur) Marsonina rosae (Lib.) Lind. (âœBlack spotâ).
Gejala: daun bercak hitam-pekat yang tepinya bergerigi. Lambat laun
bercak-bercak berdiameter ± 1 cm menyatu, sehingga jaringan daun di sekitarnya
menjadi kuning. Dapat pula terjadi pada tangkai daun, batang, dasar bunga,
kelopak dan tajuk bunga. Daun yang terserang akan mudah berguguran.
Pengendalian non kimiawi: memangkas bagian tanaman yang sakit dan menjaga
kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Propineb dan Mankozeb pada konsentrasi yang dianjurkan.
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Propineb dan Mankozeb pada konsentrasi yang dianjurkan.
2.
Karat daun
Penyebab: cendawan (jamur) Phragmidium mucronatum (Pers. ex Pr.) Schlecht.
Gejala: bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada sisi bawah daun, pada sisi daun atas terdapat bercak bersudut warna kemerah-merahan. Daun yang terserang berat akan mudah gugur (rontok). Pengendalian non kimiawi: pemotongan/pemangkasan daun sakit kemudian dimusnahkan.
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Zineb atau Maneb pada konsentrasi yang dianjurkan.
Gejala: bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada sisi bawah daun, pada sisi daun atas terdapat bercak bersudut warna kemerah-merahan. Daun yang terserang berat akan mudah gugur (rontok). Pengendalian non kimiawi: pemotongan/pemangkasan daun sakit kemudian dimusnahkan.
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif Zineb atau Maneb pada konsentrasi yang dianjurkan.
3.
Tepung mildew
Penyebab: cendawan Oidium sp. Gejala: terdapat tepung/lapisan putih pada
permukaan daun sebelah bawah dan atas. Daun/bagian tanaman yang terserang akan
berubah warna dari hijau menjadi kemerah-merahan, lambat laun kekuningkuningan
dan akhirnya daun-daun cepat rontok (gugur). Pengendalian non kimiawi: memetik
daun yang terserang untuk dimusnahkan dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida Belerang, atau mengandung bahan aktif Pirazifos.
Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida Belerang, atau mengandung bahan aktif Pirazifos.
4.
Bengkak pangkal batang
Penyebab: bakteri Agrobacterium tumefacien (E.F Sm et Town.) Conn. Gejala:
terjadi pembengkakan pada pangkal batang dekat permukaan tanah, sehingga
tanaman menjadi kerdil dan akhirnya mati. Pengendalian non kimiawi: mencabut
tanaman yang sakit untuk dimusnahkan dan sewaktu pemeliharaan tanaman
(pemangkasan) menggunakan gunting pangkas yang bersih dan steril.
Pengendalian kimiawi: disemprot oleh bakterisida yang berbahan aktif Streptomisin atau Oksitetrasikin.
Pengendalian kimiawi: disemprot oleh bakterisida yang berbahan aktif Streptomisin atau Oksitetrasikin.
5.
Mosaik (belang-belang)
Penyebab: virus (Virus Mosaik Mawar) (Rose mosaic Virus).
Gejala: daun menguning dan belang-belang, tulang-tulang daunnya seperti jala.
Pengendalian: penanaman bibit yang sehat, pemeliharaan tanaman secara intensif, penyemprotan insektisida untuk pengendalian serangga vektor, dan membongkar (eradikasi) tanaman yang sakit untuk dimusnahkan agar tidak menular kepada tanaman yang lainnya.
Gejala: daun menguning dan belang-belang, tulang-tulang daunnya seperti jala.
Pengendalian: penanaman bibit yang sehat, pemeliharaan tanaman secara intensif, penyemprotan insektisida untuk pengendalian serangga vektor, dan membongkar (eradikasi) tanaman yang sakit untuk dimusnahkan agar tidak menular kepada tanaman yang lainnya.
6.
Bercak daun
Penyebab: dua patogen, yaitu cendawan Cercospora rosicola Pass. dan
Alternaria sp. Gejala: serangan cercospora bercak-bercak coklat pada daun-daun
tua, sedangkan bercak alternaria berwarna kehitam-hitaman. Pengendalian
nonkimiawi: memotong/memetik daun yang sakit untuk dimusnahkan dan menjaga
kebersihan kebun (sanitasi). Pengendalian kimiawi: disemprot fungisida yang
mengandung bahan aktif Tembaga (Cu).
7.
Jamur upas
Penyebab: cendawan Corticium salmonicolor (Berk. et Br.) Tjokr. Gejala:
terdapat lapisan kerak berwarna merah pada batang, dan lambat laun batang akan
membusuk serta mati. Pengendalian nonkimiawi: mengelupaskan kulit dan mengerok
bagian tanaman yang sakit, kemudian diolesi cat/ter, dapat pula sekaligus
memotong bagian batang yang terinfeksi berat. pengendalian kimiawi: disemprot
fungisida yang berbahan aktif Tridemorf.
8.
Busuk bunga
Penyebab: cendawan Botrytis cinerea Pers. Fr. Gejala: kuntum bunga yang
telah membuka membusuk berwarna coklat, dan berbintil-bintil hitam. Pengendalian
nonkimiawi: membungkus bunga yang mulai mekar dengan kantong kertas
minyak/plastik dan penanganan pasca panen bunga sebaik mungkin.
Pengendalian kimiawi: penyemprotan fungisida yang berbahan aktif Benomil.
Pengendalian kimiawi: penyemprotan fungisida yang berbahan aktif Benomil.
9.
Penyakit Fisiologis
Penyebab: kekurangan unsur hara (defisiensi), kurang Nitrogen, Phosfor, dan
Kalium. Gejala: kekurangan nitrogen menyebabkan warna daun hujau-muda (pucat)
kekuning-kuningan dan pertumbuhan tanaman menjadi lambat (kerdil). Kekurangan
phosfor menyebabkan tanaman menjadi kurus dan kerdil, sedangkan kurang kalium
daun-daun menjadi mengering di sepanjang tepi/pinggirannya. Pengendalian:
pemberian pupuk berimbang, terutama unsur N, P2O5, dan K2O ataupun disemprot
pupuk daun yang kandungan unsur haranya tinggi sesuai dengan gejala defisiensi.
G. Panen
a.
Ciri dan Umur Tanaman
Berbunga
Ciri-ciri bunga mawar siap dipetik (dipanen) untuk
tujuan sebagai bunga potong : kuntum bunganya belum mekar penuh dan berukuran
normal. Untuk tujuan bunga tabur pemetikan bunga pada stadium setelah mekar
penuh. Waktu panen yang ideal adalah pagi atau sore hari (saat suhu udara dan
penguapan air tidak terlalu tinggi). Di beberapa sentra produsen bunga potong
melakukan pemetikan bunga mawar pada malam hari.
b.
Cara Pemetikan Bunga
Cara panen bunga mawar adalah dengan memotong tangkai
bunga pada bagian dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa tangkai daun.
Alat pemotong bunga mawar dapat berupa pisau ataupun gunting pangkas yang
tajam, bersih dan steril.
c.
Periode Panen
Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari stek ataupun okulasi dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah tanam atau tergantung varietas dan kesuburan pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif bertahun-tahun berkisar 3-5 tahun.
Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari stek ataupun okulasi dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah tanam atau tergantung varietas dan kesuburan pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif bertahun-tahun berkisar 3-5 tahun.
d.
Prakiraan Produksi
Tanaman mawar yang dipelihara secara intensif dari
jenis/varietas unggul dapat menghasilkan 120.000â“280.000 kuntum/hektar/tahun. Tingkat produksi ini tergantung pada varietas
mawar, kesuburan tanah, jarak dan tingkat perawatan tanaman selama di kebun.
H.
Pasca Panen
a. Pengumpulan
1) Pengumpulan pascapanen bunga potong mawar:
a) Kumpulkan bunga segera seusai panen dan masukkan ke
dalam wadah (ember) yang berisi air bersih. Posisi tangkai bunga diatur sebelah
bawah terendam air.
b) Angkut seluruh hasil panen ke tempat pengumpulan hasil untuk memudahkan penanganan berikutnya.
b) Angkut seluruh hasil panen ke tempat pengumpulan hasil untuk memudahkan penanganan berikutnya.
2) Pengumpulan pascapanen bunga mawar tabur:
Kumpulkan kuntum bunga mawar yang baru dipetik ke
dalam suatu wadah (keranjang plastik, tampah/ember berisi air bersih).
b.
Penyortiran dan Penggolongan
1) Sortir bunga yang rusak, layu dan busuk pisahkan secara tersendiri.
2) Klasifikasikan bunga berdasarkan jenis, ukuran bunga, panjang tangkai
bunga dan warna bunga yang seragam. Pengklasifikasian berdasarkan panjang
tangkai bunga dipisahkan ke dalam dua grade. Grade A bunga dengan panjang
tangkai lebih dari 60 cm, grade B panjang tangkai kurang dari 60 cm.
c.
Penyimpanan
1) Untuk bunga potong mawar, simpan bunga yang telah dikemas ke dalam ruang penyimpanan bersuhu dingin (cold storage) dengan kelembaban relatif stabil 90 %.
2) Untuk bunga mawar tabur, simpan di tempat/ruangan teduh, dingin, lembab, dan sirkulasi udara baik.
1) Untuk bunga potong mawar, simpan bunga yang telah dikemas ke dalam ruang penyimpanan bersuhu dingin (cold storage) dengan kelembaban relatif stabil 90 %.
2) Untuk bunga mawar tabur, simpan di tempat/ruangan teduh, dingin, lembab, dan sirkulasi udara baik.
d.
Pengemasan dan Pengangkutan
1) Ikat bunga yang telah diklasifikasikan dan disatukan menjadi suatu
ikatan-ikatan. Tiap ikatan berisi 20 tangkai bunga.
2) Kemas ikatan-ikatan bunga tadi ke dalam keranjang/dos karton dan
sirkulasi udara baik.
3) Angkut bunga mawar ke tempat sasaran pasar.
4) Alasi pangkai tangkai bunga dengan kapas basah atau masukkan ke dalam
botol plastik berisi air, terutama untuk tujuan pengiriman jarak jauh.
5) Tambahkan remukan es di sekitar wadah (kontainer) bunga mawar agar
kondisi ruangan alat angkut cukup dingin dan lembab.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tanaman bunga mawar merupakan salah
satu tanaman hortikultura yang mempunyai prospek untuk di jadikan bisnis yang
besar. Bentuknya yang menarik, warna yang cerah serta baunya yang wangi akan
menjadi daya pikat tersendiri bagi bunga mawar ini. Untuk di Kalimantan Barat
sendiri prospek bisnis bunga mawar ini masih sangat terbuka lebar, karena di
Kalimantan Barat masih sangat sedikit sekali petani bunga mawar, sedangkan
permintaan akan bunga mawar di Kalimantan Barat masih sangat besar. Untuk
memenuhi kebutuhan bunga mawar, Kalimantan Barat masih mendatangkan produksi
dari luar Kalimantan, khususnya pulau Jawa.
Teknik budidaya bunga mawar tidak
terlalu sulit, sehingga budidaya bunga mawar dapat dilakukan oleh siapa pun,
baik untuk tujuan komersial ataupun untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Luas
wilayah Kalimantan Barat yang sangat luas menjadikan potensi bunga mawar untuk
dapat dibudidayakan di Kalimantan Barat. Keadaan iklim Kalimantan Barat yang
sangat panas tidak menjadikan penghalah bagi usaha ini, karena terdapat
varietas-varietas unggul yang dapat di tanam di daerah yang cukup panas seperti
Kalimantan Barat.
B. Saran
-
Pememerintah seharusnya dapat
mengajak masyarakat untuk dapat memanfaatkan lahan yang kosong untuk dijadikan
lahan yang berpotensial meningkatkan ekonomi masyarakat.
-
Masyarakat harus mampu melihat
peluang yang ada dan memaksimalkan dengan baik.
Daftar Pustaka